Suatu sore di sudut sebuah café, kam, dua wanita muda yang
sudah bersahabat setahun lebih sedang ngobrol. ‘Selamat Natal ya! This is your
Chrismas gift. Well, its not only for Christmas, but for our friendship”.
Kedengarannya sederhana, tapi sungguh berarti buat saya, karena itu hadiah
Natal pertama yang diterima tahun ini…dan diberi oleh seseorang yang berbeda
agama.
Perbedaan itu indah, sepanjang kita tahu bagaimana
menjalaninya tanpa mengurangi keyakinan dan cara kita masing-masing beribadah.
Setahun lebih tinggal di sini, cukuplah terlatih
keterampilanku untuk bertoleransi dengan perbedaan…terutama dengan masalah
agama, yang sangat sensitif di Indonesia. Bergaul dengan mereka yang cukup ‘hardcore’
juga punya seni tersendiri, sesuatu yang sangat aku syukuri karena aku jadi
ebih dewasa dan makin diperkaya oleh banyak hal.
Menjelang waktu tidur semalam, sharing yang menarik dengan
teman satu tempat tinggal. Wah, ternyata keyakinan kita pun memiliki tantangan
yang sama: kemajuan zaman dan nafsu berkuasa manusia. Akhirnya kita berdua
sepakat kalau filter iman harus benar-benar dipakai menghadapi zaman yang makin
edan J.
Ya, berbeda itu indah…saat moment-moment sharing tentang
perbedaan itu menjadi sesuatu yang makin mendorong rasa saling menghormati dan
bukan memperlebar jurang perbedaan.
Jadi, kenapa kita takut dengan perbedaan? Embrace it!
No comments:
Post a Comment