Search

Sunday, October 9, 2011

Belajar dari Daniel

Belajar dari Daniel

Hari Minggu, di perantauan…selalu serasa hari istimewa dibanding saat berada di rumah & dekat dengan keluarga. Entah kenapa kebaktian terasa lebih hikmat (walaupun sekitar pasti ada saja yang sibuk dengan HP J), doa terasa lebih khusuk….dont know why.
Hari ini sesuai rencana kemarin, akan beribadah jam 9 di GPIB Gideon Kelapa Dua Depok.

Sungguh suatu ‘kebetulan’ karena bacaan Alkitab di Gereja sama dengan bacaan saat teduh saya (Our Daily Bread) Sabtu kemarin, tentang Daniel. Pasti ada maksud TUHAN, sampai 2x diingatkan melalui Daniel.
Saya merasa sangat diberkati hari ini, dan ingin sharing…semoga menjadi berkat untuk anda juga J.

Bacaannya dari Daniel 6:1-10, tentang gua singa.
Menurut saya, ada dua hal yang penting yang dibahas dalam perikop ini:
  1. Fitnah & sabar
Daniel difitnah oleh orang yang cemburu dengan karir dan imannya. Tapi dia tahu bahwa dia punya TUHAN yang setia dan jauh lebih berkuasa dari siapapun. Dia tidak membalas (semoga kita juga tidak), tapi memilih untuk berdoa.
  1. Setia & beriman
Bahkan dalam keadaan difitnah dan tahu akan dihukum karena imannya, Daniel tetap setia beribadah, tiga kali sehari dia bersujud berdoa memuji TUHAN. Daniel memilih ikut TUHAN, apapun resikonya.

Pertanyaannya: apakah kita sedang dalam fitnahan yang keji tapi tetap sabar, dan apakah kita tetap setia dalam iman kita untuk percaya bahwa TUHAN pasti akan bertindak dan buka jalan?
Semoga kita seperti Daniel yang tetap setia pada TUHAN dalam segala cobaannya, termasuk fitnah.

Setelah keluar dari Gereja, terjadi dua insiden: saya yang hampir ditabrak motor depan Gereja (diteriakin ‘Meleng aja!!’), dan sebuah angkot yang hanya mencari rezeki dengan berhenti sebentar supaya orang yang pulang Gereja bisa naik angkotnya (diteriakin si Bapak yang marah dari motor ‘Maju loe!!’). Memang observasi sejak hari pertama bergereja di Gideon: jarang ada kendaraan yang mau mengalah saat jemaat menyeberang setelah kebaktian, tapi banyak berkat yang jemaat bagikan buat para supir angkot yang mencari nafkah.
Langsung dapat kesempatan praktek yang nomor 1: sabar saja…. J

Sambil pulang, tergiang lagu penutup kebaktian hari ini:
Tiap langkahku, diatur oleh Tuhan
Dan tangan kasihNya, memimpinku
Di tengah badai dunia, menakutkan
Hatiku tetap tenang teduh

Tiap langkahku
Ku tahu yang Tuhan pimpin
Ke tempat tinggi ku dihantarNya
Hingga sekali nanti aku tiba
Di rumah Bapa, sorga yang baka

Di waktu imanku mulai goyah
Dan bila jalanku hampir sesat
Kupandang Tuhanku penebus dosa
Ku teguh sebab Dia dekat

No comments: