Search

Monday, March 14, 2011

Hal Bersyukur

"Telah diputuskan oleh maskapai, dikarenakan alasan teknis, maka penerbangan ke Manado ditunda pada pukul 10.30. Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini."

Hmm...delayed 2 jam. Wajah-wajah penumpang langsung berubah, ada yang marah, ngomel, tapi syukurlah...saya termasuk golongan yang pasrah. Cukup lama kerja di remote area yang mengharuskan naik pesawat kecil, saya jadi punya motto pribadi: "Lebih baik delayed di darat, daripada delayed di udara". It works! Tiap ada delayed, tidak ada perasaan dongkol. Karena pastinya semua delayed ada alasan yang logis...itu menurut saya.

Di Bandara Soekarno Hatta, sudah ada jurus juga untuk antisipasi delay...apalagi kalau pas naik low cost carrier: pindah ke Terminal 2. Yup, semua ada di sana...termasuk good coffee and good food, as well as good place to hang out.

Buru-buru pake bus shuttle (gratis), cepat grab a cup of cafe latte dan roti, dan naik lagi shuttle ke Terminal 1C. Dengan tangan full bawaan: majalah, HP, roti, kopi, eh...ada yang nelpon pula. Mas yang di samping saya sampe ketawa karena gerakan lincah pegangan tiap bus mau belok ('beruntung' karena tidak dapat tempat duduk).

Pas dapat tempat duduk, iseng ngobrol dengan Masnya. Eh, dia ramah banget:-). Sampailah cerita tentang kerjaannya, yang ternyata adalah tukang bersih restoran bandara, sambil jadi calo check-in (bisnis yang lagi ngetrend). "Kerjaan saya kotor. mbak. Cuma tukang bersih-bersih". "Eits, itu kerjaan halal lho". "Saya sebenarnya sukanya mulung, Mbak. Itu, ngumpulin botol bekas dan dijual lagi. Lumayan banget lho. Saya sudah punya supplier dan pembeli yang rutin. Saya memang suka dan telaten untuk bersihkan botol-botol bekas dan dijual lagi". "Wow, mulia sekali kerjaannya. Bisa bantu daur ulang sampah dan bersihkan lingkungan". "Yah, lumayan buat bantu adik saya sekolah dan bantu keluarga di kampung. Nanti kalo adik sudah lulus, mau saya ajak kerjakan bisnis itu, Mbak. Tapi tunggu dia lulus dulu. Saya jadi semangat nabung buat beli mesin pencacah botol, biar bisa dijual lamgsung ke pabrik buat di daur ulang, jadikan plastik lagi".

Tiba di terminal 1C (cepat amat!), kita turun berdua, mestinya dia turun di terminal sebelumnya ternyata.
"Makasih ya sharingnya, Mas. Saya doakan cita-cita mulianya tercapai."

Saya jadi mikir, berapa dari kita yang punya hati yang seperti orang ini. Mengerjakan 3 pekerjaan (halal) untuk keluarganya dan mikir panjang untuk kehidupan ke depan. Itulah mungkin sisi lain orang yang hijrah ke kota, yang mau keluar dari zona nyaman desa dan dekat keluarga....supaya  bisa berjuang di tempat di mana persaingan begitu banyak.
Contoh yang satu ini adalah yang bisa selamat dalam persaingan, menurut saya. Karena di tengah kehidupan kota yang bisa jadi sangat jahat, dia masih berani untuk bercita-cita tinggi & mulia dengan cara halal.

Apakah anda juga?

Apapun pekerjaan itu, harus disyukuri sebagai berkat TUHAN

No comments: